Kalau Rene Descartes berkata cogito ergo sum "Aku berfikir maka aku ada", tentunya Karl Marx berkata aku bekerja maka aku ada. Sementara itu Kang Jalal (Jalaludin Rahmat; Dosen Fikom Unpad) berkata tentang fenomena masyarakat kota, aku berbelanja maka aku ada, temenku yang kranjingan HP membuat statemen pula, aku ber-handphone maka aku ada! Jika apa yang dikemukakan orang itu di latar belakangi sociental-nya sendiri, apa yang dinamakan oleh kata-kata diatas memang merupakan perwakilan situasi. Baik itu situasi sosial di mana ia berada ataupun situasi batinnya.

Blogging sudah bukan merupakan fenomena baru dalam komunitas pengguna internet, pada tahun 2003 “sang begawan informatika” Roy Suryo pernah mengatakan bahwa Blogging adalah fenomena temporer yang hanya tren sesaat, namun demikian fenomena bloging sampai saat ini masih merupakan salah satu aplikasi internet yang masih sangat diminati pada beberapa blogger tertentu bahkan seolah sudah menjadi kebutuhan.

Bermacam alasan mereka mengakrabi weblog ini, entah sekedar mencari teman, hobbi, publikasi tulisan dan informasi bahkan sebagai sarana penyaluran jiwa-jiwa narsisme yang efektif. Demikian juga dengan penulis sudah lebih dari setahun meng”kawini” blog ini, sehingga jika tidak nge-blog seolah terasa goblok dan ada yang hilang bahkan mati (seorang teman blogger sekaligus Desainer template blog, pernah menyatakan pada penulis bahwa dia serasa "mati" karena tempat kerja yang baru tidak ada akses internetnya). yah, paling tidak tak mau kehilangan teman. Sudah sebulan tidak ngeblog, karena sekarang berada (dalam waktu yg cukup lama) diluar kota yg minim akses informasi termasuk akses internet, harus pergi sejauh puluhan kilometer menuju kota untuk mendapatkan akses internet.lega rasanya.......

akhirnya "aku nge-blog maka aku ada".
(judul postingan kali ini pernah jadi judul "header" blog penulis)