Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
BERILMU
Thursday, February 22, 2007

BERILMU

Pertama kali hal yang kita lakukan dalam hidup ini harus menjadi orang yang berilmu. Tentang hal ini, Imam syafi’i, suatu ketika mengubah syair, Sebuah syair tentang para pencari ilmu dan syarat-syarat mencari ilmu. Kata Imam Syafi’i , tidaklah mungkin ilmu didapat, kecuali dengan enam syarat. Enam syarat itu adalah Zhaka, hirsh, ishtibar,bulghah, irsyadu usztadin, dan thuluk zaman.

Bagaimanapun, kata Imam Syafi’i, harus seseorang yang memiliki kecerdasan . Dzaka adalah syarat yang tidak bisa ditawar. Begitu pula hirsh, seorang pencar i ilmu harus pula memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Tanpa semangat, Seorang pencari ilmu akan tenggelam dalam cita-cita palsunya yang tak pernah selesai dibangun. Kecerdasan dan semangat saja masih belum cukup untuk mendapatkan ilmu yang sempurna. Para pencari ilmu haruslah membekali diri mereka dengan ishtibarin, kesabaran luas seperti samudra. Karena semangat tanpa kesabaran hanya akan membuat pencari ilmu mudah terjerambab pada keputusasaan.

Selanjutnya Imam Syafi’i juga mensyaratkan Bhulgahtin, modal atau bekal, Jer Basuki Mawa Beya, begitu orang jawa bilang. Setiap kesuksekan selalu meminta biaya atau pengorbanan. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak tiba-tiba jatuh dari langit. Semua usaha harus dikerahkan, termasuk dana dalam pencarian, penelitian dan sekian banyak pengorbanan. Dan, unsur paling penting dalam syarat imam syafi’i adalah irsyadul ustadzin, guru yang membimbing, ilmu memang bisa dicari tanpa guru atau ustadz. Tapi guru dan pembimbing, tak akan pernah tergantikan. Sebab guru bukanlah soal hitung-hitungan matematis, tetapi juga soal transfer akhlak, moral dan akidah.

Terakhir kata imam syafi’i, dalam ilmu pengetahuan tak satupun yang bersifat instan. Ilmu selalu membutuhkan Thuluk zaman, perjalanan waktu. Tiada ilmu untuk orang-orang yang berpikir instan dan menghendaki hasil seperti orang yang mengedipkan mata. Tiada ruang untuk orang-orang yang selalu ingin hasil cepat.

Cukupilah 6 syarat seperti yang telah dicatat oleh imam syafi’i. Jangalah berkurang meski satu saja darinya. Sebab semuanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Lalu akhir dari semua usaha, tentu dengan menengadahkan tangan dan berlapang dada, memanjatkan do'a. Semoga Allah dengan ilmu yang kita dapat, memberikan kesempatan seluas-luasnya sehingga kita bermanfaat bagi ummat dalam memetik kemenangan, di dunia dan akhirat. Semoga Allah meringankan langkah para pencari ilmu dan meridhoinya dengan cahaya di jalan yang terang benderang.


 
madhayudis's . at 5:54 PM | Permalink


1 Komentar:


At 6:40 PM, Blogger pyuriko

Sprt pepapah org dulu,.. " Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina Karena mencari ilmu itu tidak mengenal, siapa, dimana dan kapan....