Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
BERTEBARAN DI MUKA BUMI
Friday, January 26, 2007
PERJALANAN YANG MEMBAWA HIKMAH
Membicarakan seluruh alam, selalu melibatkan perjalanan. Perjalanan yang akan memberikan pelajaran, perjalanan yang membuat mata, telinga dan hati kita terbuka lebih dalam dan lebar.

Che
Guevara melakukan perjalanan keliling amerika latin untuk mengetahui kondisi bangsanya. Dengan sebuah sepeda motor ia berkelana. Saat iru ia masih muda, seorang calon dokter yang memutuskan untuk mencari tahu langsung, ada apa dengan tanahnya. Ia meninggalkan masa depanya yang cerah sebagai seorang calon dokter, untuk menjemput masa depanya yang lain lagi, sebagai seorang pejuang dari cuba, semua hasil perjalanannya yang ia tuliskan dalam sebuah buku yang ia beri judul The Motocycle Diary.

Mohandas K. Gandhi yang populer dengan nama Mahatma ”berjiwa besar” Gandhi, juga melakukan perjalanan yang sama, setelah pulang dari Afrika Selatan sebagai seorang pengacara, ia memutuskan untuk kembali ke India. Ia turun dari kapal dan berganti jatidiri. Pakaian ala baratnya ia tanggalkan. Dengan Turpa dan baju putih-putih, ia mengindentikkan diri. Ia berkelana dari satu tempat ke tempat lain dengan kereta api.. Bertemu rakyat kecil, di desa-desa terpencil, di pelosok-pelosok India yang kala itu menjadi jajahan Inggris.

Lalu, ia memutuskan untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah, pada kekuasaan yang membelenggu rakyatnya. Pada kekuasaan yang zalim dengan caranya sendiri. Tanpa kekerasan, tapi bukan berarti zonder kekuatan. Semua itu, ia lakukan setelah Gandhi mengetahui nasib rakyatnya sendiri melalui sebuah perjalanan.

Rasulullah Saw pun melakukan perjalanan dari Syam ke Thaif yang berbuah darah, juga sejarah hijrahnya beliau dari Makkah ke Madinah dan berbagai perjalanan lain sebelum dan sesudah masa kenabianya. Rasulullah juga mengutus para sahabat untuk melakukan perjalanan, untuk mencari tahu, membawa kebaikan, dan menyebarkan keseluruh penjuru alam.

Tanpa berniat menyanding dan membandingkan tokoh-tokoh besar, selalu saja mencari tahu dengan hatinya sendiri, dengan matanya sendiri, dengan pikiran dan kepalanya sendiri; bagaimana, dimana, mengapa, dan ada apa dengan nasib bangsanya. Bahkan Al-Quran pun memerintahkan "Fanthasiru fil ardhi, menyebarlah kepermukaan bumi". Untuk apa?, untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Lalu, merumuskan apa yang semestinya harus diperbaiki.

Tak semua manusia memang yang harus menyandang dan bertanggung jawab untuk melakukan perjalanan ini. Hanya para pemimpin dan orang-orang besar yang melakukannya. Tetapi celakanya, orang-orang besar yang memimpin kita kini, seringkali tidak mengetahui nasibnya sendiri meskipun beribu mil perjalanan telah dilalui. Karena itu pula nasib tak pernah bisa diperbaiki. Sebab, tidak mengerti yang sesungguhnya terjadi.

Perjalanan tak memberikan perjalanan untuknya. Perjalanan tak memberikan pencerahan baginya. Jika sudah begitu jangankan untuk orang lain, untuk dirinya sendiri pun perjalanan itu tak memberikan arti. Bahkan tidak membuatnya bersyukur. Tidak menambahnya bertafakur. Tidak menambahnya bertadabur. Dan sekali lagi, celakanya banyak pemimpin kita yang seperti ini.
 
madhayudis's . at 7:16 PM | Permalink


0 Komentar: