Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
mau pindah ke blogger Beta
Sunday, May 17, 2009
mau pindah ke blogger Beta, ada yang tahu caranya ga????please ajarin gw



 
madhayudis's . at 3:02 AM | Permalink 4 komentarmu
apa yg anda pikirkan tentang gambar ini
Tuesday, May 05, 2009

 
madhayudis's . at 7:15 PM | Permalink 1 komentarmu
Mengelola Ketidaksempurnaan
Thursday, April 09, 2009
Ole Ustadz Anis Matta. Lc (SekJen Party Keadilan Sejahtera)
Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apalagi yang tersisa dari kecantikan setelah ia dibagi habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW? Apalagi yang tersisa dari pesona kebajikan setelah ia direbut oleh Ustman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan budi setelah ia direbut habis oleh Aisyah?

Kita hanya berbagi pada sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang telah direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilihan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki shaleh yang tidak menawan atau perempuan shalehah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisik itu Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah SAW bersabda: “Tapi pilihlah calon istri yang taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”

Persoalan kita adalah ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Puteri Diana dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar manusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis. Puteri yang pernah menjadi trendsetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk disia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara obyektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua ketimbang Diana, gadis cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya lebih bisa bicara dengan Camila.”

Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang Bukan karena kecantikan atau ketampanan berkurang. atau hilang bersama waktu. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibat sentuhan terus menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.


Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin tidak bisa dirubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketiga hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman dan tatapan mata serta gerakan refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak terlalu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.

Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pecinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itu pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.




 
madhayudis's . at 5:47 PM | Permalink 2 komentarmu
POLITIK ITU KOTOR.....?
Wednesday, April 08, 2009
Fitnah atau saling jegal, saling sikut, saling tendang? Inikah realita politik itu kejam?.....Lalu ada semacam persepsi publik yang dibangun dengan mengatakan “memang begitulah politik, makanya jangan bawa-bawa agama dalam politik, nanti malah agama itu yang kotor”. Biar kami saja yang mengurus panggung politik yang kelam ini, demikian kata seorang preman. Jika hanya itu cara pandang dan persepsi politik calon wakil rakyat kita bahkan masyarakat umum, maka pantas rakyat kadang tidak mengenal siapa wakilnya atau calon pemilih akan apatis dalam setiap pemilu, maka ini adalah cara yang tidak benar.

Fakta hakiki berpolitik adalah pengaturan sebagian urusan masyarakat. Tindakan ini tidak mungkin terjadi jika persepsi pelakunya terpolusi pada keyakinan bahwa dalam mengatur masyarakat bisa menggunakan beragam cara, termasuk cara-cara kotor itu. Secara bahasa politik, berasal dari kata serapan bahasa inggris “politic” yang artinya generalnya “kekuasaan untuk mengatur” dan dalam bahasa arab di istilahkan “Siyasah” yang berasal dari turunan kata “sas-yasusu-silasatan” yang artinya “mengurus”. Jadi Fakta politik secara bahasa adalah mengatur atau mengurus.

Dalam politik kita juga mengenal apa yang disebut dengan istilah ideologi atau suatu pemikiran yang mendasar artinya suatu pemikiran yang membahas tiga masalah dasar manusia (ultimate concern), yaitu dari mana kita berasal, mau apa kita didunia ini, dan mau kemana kita setelah mati. Jawaban dari tiga pertanyaan tersebut pengantarkan kita pada jawaban yang beraneka ragam. Bisa benar dan bisa salah. Ideologi inilah yang membuat pandangan tentang politik itu berbeda.

Memahami istilah politik tadi sebenarnya diharapkan dapat dengan selektif menerima dan mempelajarinya lebih jauh sehingga dalam rangka menuju perubahan dibutuhkan suatu kesinergian antara masyarakat dan wakil-wakilnya yang juga ikut mengawasi jalanya pemerintahan. Dan itu harus kita mulai dari sekarang sehingga persepsi politik yang negative tentang politik itu “kotor’ dan sebagainya. Tidak dapat diperankan lagi oleh mereka yang berwawasan minim tentang politik ini. Akhirnya jangan2 hanya “merubah diri saja” tanpa ingat hakekat “siapa dirinya” sebagai wakil rakyat kelak.



 
madhayudis's . at 6:58 PM | Permalink 1 komentarmu
SUNYI TAPI BUKAN NYEPI
Sunday, March 08, 2009
Hari Pertama,

Radio, Televisi, Komputer kumatikan, bahkan HP (telfon bimbit kata orang meleysie) benda yang oleh Sekarwangi disebut sebagai berhala kecil juga kumatikan, lalu kumasukkan dalam laci dan tak lupa ku kunci agar bayanganya tidak melambai menggiurkan. Hanya lampu setengah watt kusisakan untuk membaca dan menulis.


Aku ingin jauh dari hingar-bingar dunia, apalagi trauma hiruk-pikuk polusi Megapolitan Jakarta (Ampun Dah!..). Masuk kamar, lalu kukunci dari dalam, jlekk! Tiga hari rencanaku bersamaan dengan libur panjang. Diam. Mencari irama detak jantung dan hembusan nafas. Merasakan aliran darah ke seluruh tubuh. Menelusuri saraf-saraf, otot-otot dan sinyal-sinyal kehidupan pembakaran menjadi energi sampai aku dapat menggerakkan pena menuang kata.


Hari Kedua,
Aneh terasa aneh. Biasanya aku sibuk kerja, main game, dengerin musik atau nonton televisi yang penuh dengan sinetron recehan dan sederet iklan berisi hasutan untuk membeli. Kiriman SMS dari orang terkasih juga tak terdengar, juga bunyi miss call dari teman yang kurang kerjaan juga tak pernah terdengar lagi. Telefon kost sudah kuboikot sendiri. Inilah silence time-ku. Saat aku hanya mengembara dalam batin, bercengkrama dengan diri. Belajar mengerti, menyayangi dan mencintai seseorang bernama Madha yang bukan Madha tapi me-Madha.


Markesot tokoh Imajinernya Cak Nun (Bapake Noey Letto) mengatakan, hidup ini pada hakekatnya adalah sendirian atau hanya berdua dengan Sang Maha Pencipta. Meski ada orang lain dan tengah bercakap-cakap, sebenarnya dalam situasi yang bersamaan kita mengembara dalam batin masing-masing. Menurutku, bahasa lisan gaya bicara, dan body language hanyalah wakil dalam berkomunikasi yang baik dengan diri sendiri. Bukankah manusia meditatif adalah manusia yang mampu bersunyi-ria dalam keramaian dan tidak lonely when alone!


Hari Ketiga,

Banyak sekali yang ingin kutulis disini. Terlalu banyak. Dan bukan tempatnya untuk mengungkap semuanya. Kedamaian hati dan pikiran memang begitu menginspirasi “mind”. Buku Agama dan psikologi modern yang pernah kubaca menyarankan agar aku mempunyai “sacred time” barang beberapa saat tiap harinya seperti bertafakur (sholatul lail) di sepertiga malam misalnya.


Aku pernah mendapatkan tips dari sebuah majalah, “menulislah dengan hati, lalu sempurnakan dengan otak”, sejak saat itu salah satu fitur Hp yang selalu kuremehkan fungsinya kini aku fungsi-kan untuk menulis, tulisanya-pun aku tak peduli tentang apa, jelek atau tidak, yang penting begitu terbersit sesuatu di hati, segera kutulis.


Terakhir ingin kuucapkan bagi yang peduli baca dan tulis di Indonesia yang katanya bangsa yang menyebalkan, bodoh, dan sering di bodohi: selamat menulis suara hati anda yang sering tak terdengar, sunyi…….!
 
madhayudis's . at 8:00 PM | Permalink 2 komentarmu
BERILMU
Friday, February 13, 2009
Pertama kali hal yang kita lakukan dalam hidup ini harus menjadi orang yang berilmu. Tentang hal ini, Imam syafi’i, suatu ketika mengubah syair, Sebuah syair tentang para pencari ilmu dan syarat-syarat mencari ilmu. Kata Imam Syafi’i , tidaklah mungkin ilmu didapat, kecuali dengan enam syarat. Enam syarat itu adalah Zhaka, hirsh, ishtibar,bulghah, irsyadu usztadin, dan thuluk zaman.

Bagaimanapun, kata Imam Syafi’i, harus seseorang yang memiliki kecerdasan . Dzaka adalah syarat yang tidak bisa ditawar. Begitu pula hirsh, seorang pencar i ilmu harus pula memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Tanpa semangat, Seorang pencari ilmu akan tenggelam dalam cita-cita palsunya yang tak pernah selesai dibangun. Kecerdasan dan semangat saja masih belum cukup untuk mendapatkan ilmu yang sempurna. Para pencari ilmu haruslah membekali diri mereka dengan ishtibarin, kesabaran luas seperti samudra. Karena semangat tanpa kesabaran hanya akan membuat pencari ilmu mudah terjerambab pada keputusasaan.

Selanjutnya Imam Syafi’i juga mensyaratkan Bhulgahtin, modal atau bekal, Jer Basuki Mawa Beya, begitu orang jawa bilang. Setiap kesuksekan selalu meminta biaya atau pengorbanan. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak tiba-tiba jatuh dari langit. Semua usaha harus dikerahkan, termasuk dana dalam pencarian, penelitian dan sekian banyak pengorbanan. Dan, unsur paling penting dalam syarat imam syafi’i adalah irsyadul ustadzin, guru yang membimbing, ilmu memang bisa dicari tanpa guru atau ustadz. Tapi guru dan pembimbing, tak akan pernah tergantikan. Sebab guru bukanlah soal hitung-hitungan matematis, tetapi juga soal transfer akhlak, moral dan akidah.

Terakhir kata imam syafi’i, dalam ilmu pengetahuan tak satupun yang bersifat instan. Ilmu selalu membutuhkan Thuluk zaman, perjalanan waktu. Tiada ilmu untuk orang-orang yang berpikir instan dan menghendaki hasil seperti orang yang mengedipkan mata. Tiada ruang untuk orang-orang yang selalu ingin hasil cepat.

Cukupilah 6 syarat seperti yang telah dicatat oleh imam syafi’i. Jangalah berkurang meski satu saja darinya. Sebab semuanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Lalu akhir dari semua usaha, tentu dengan menengadahkan tangan dan berlapang dada, memanjatkan do'a. Semoga Allah dengan ilmu yang kita dapat, memberikan kesempatan seluas-luasnya sehingga kita bermanfaat bagi ummat dalam memetik kemenangan, di dunia dan akhirat. Semoga Allah meringankan langkah para pencari ilmu dan meridhoinya dengan cahaya di jalan yang terang benderang.
 
madhayudis's . at 1:43 PM | Permalink 0 komentarmu
We Will Not Go Down - Song for Gaza
Sunday, January 18, 2009


free download video n mp3 on www.michaelheart.com. or youtube

Banyak cara untuk men-support perjuangan rakyat Palestina di Gaza, salah satunya dengan lagu. Seorang penyanyi di Los Angeles Amerika Serikat – Michael Heart, membuat sebuah lagu khusus yang dia tujukan untuk rakyat Gaza yang sampai saat ini masih jadi sasaran pembantaian oleh Zionis Israel.

Sejak dia merilis lagu yang berjudul “We will not go down” (Song for Gaza) , lagu tersebut mendapat banyak respon, berupa komentar dukungan, sampai ia sendiri kewalahan menjawab dan membalas berbagai email yang masuk.

Walaupun lagu itu baru di rilis, namun telah ratusan ribu orang melihatnya di youtube dan mendownload MP3 nya.

Lirik lagu “We will not go down” sendiri sangat menyentuh.

Salah satu bait lirik dari “We will not go down”

Women and children alike

Murdered and massacred night after night

While the so-called leaders of countries afar

Debated on who’s wrong or right

Michael Heart menggambarkan kondisi rakyat Gaza akan gempuran Zionis Israel dalam lagunya itu membuat kita merasa tersindir dan sedih akan nasib rakyat Gaza.

Awalnya dia berencana dengan menjual CD lagu MP3 nya itu dan hasil penjualannya akan dia donasikan untuk kepentingan amal kemanusiaan untuk penduduk Gaza, tapi karena dia merasa sulit kalau harus sendiri mendonasikan hasil penjualan CD MP3 nya , akhirnya dia memutuskan semua orang bisa mendownload gratis lagu tersebut. Dan dia berharap, setelah mendengarkan lagu itu, orang-orang akan tergerak hatinya untuk membantu rakyat Palestina di Gaza dengan mendonasikan uangnya ke lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada atau organisasi yang didedikasikan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.Sebagai musisi Michael Heart sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada dia atas lagu tersebut. Dan dia berharap setiap orang yang masih mempunyai hati nurani, mendukung perjuangan rakyat Palestina dan membantu mereka walau hanya dengan berupa doa.




 
madhayudis's . at 2:11 PM | Permalink 1 komentarmu
HARAPAN DI TAHUN BARU
Thursday, January 01, 2009
Aku tak tahu apa yang paling anda inginkan seandainya segalanya mungkin. Silahkan tulis Impian anda di bawah ini, sepuluh hal yang paling diinginkan setahun kedepan. Dapatkanlah ia, mintalah. Maka Dia akan memberi!
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
6. ....................................
7. ....................................
8. ....................................
9. ....................................
10. ....................................

Lihatlah saat terbangun, saat tengah hari dan sebelum bermimpi; apakah waktu anda sudah anda gunakan dengan baik atau malah menyia-yiakannya. Sebab ada bedanya dalam langkah kita, apakah serius atau tidak dalam menginginkannya.
Selamat tahun baru 2008

 
madhayudis's . at 2:52 AM | Permalink 1 komentarmu
IBU, AKU TRISNO MARANG SLIRAMU
Friday, December 19, 2008
new animasi
Ibu, aku mencintaimu









Telungkup di rahim Ibu

Sembilan bulan bersama tingkah langkahmu
Merasakan hangat aliran darahmu
Berbagi asupan tanpamu tahu
Terlahir-pun dengan peluh keringatmu
Air susumu mengalir lembut di celah langit mulut mungilku
Dekapan kedua tanganmu
seperti tatapan mata dan kulit lembut bayiku

Kini aku individu baru
yang mungkin juga tidak sepenuhnya
jadi kontinuitas dari dirimu

Tapi Ibu, Jangan bersedih hati
Kanjeng Nabi Pernah bilang pada sahabat
bahwa, " Ibu...Ibu...Ibu teristimewa untuk dicintai
Beliau juga ber-uzwah: "Surgaku ada di bawah Telapak Kakimu"

Ibu,
Seandainya boleh bersujud selain Allah
aku akan bersujud padamu
Ibu,
Seandainya kata "mu" boleh ditulis huruf besar
maka kata "mu" akan ku tulis besar-besar untukmu

Ibu, Aku Tresno Marang Sliramu


Memperingati Hari Ibu &
Harlahku
Asrama Militer Rampal, Kota Malang
20 Desember 1982

 
madhayudis's . at 1:34 PM | Permalink 2 komentarmu
UNDANGAN BEDAH DISERTASI
Wednesday, December 17, 2008
Dengan hormatmengundang semua yang membaca blog ini,
MAARIF Institute for Culture and Humanity

mengundang Bapak/Ibu/Saudara/ i dalam bedah disertasi

Islamist Party and Democratic Participation:
Prosperous Justice Party (PKS) in Indonesia 1998-2006

Pembedah:
Ø Dr. Muhammad Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Bidang Ekuintek
Ø Saiful Mujani, Ph.D., Direktur Eksekutif LSI
Ø Ahmad Norma Permata, Ph.D., Penulis Disertasi
(Alumni Munster University, Jerman)

Moderator:
Fajar Riza Ul Haq

Waktu:
Rabu, 17 Desember 2008
Jam 12.30 – 15.00 WIB

Tempat:
Ruang pertemuan MAARIF Institute
Jl. Muria No.7, Guntur , Setiabudi, Jakarta Selatan

Note:
Disertasi lengkapnya dapat diperoleh di:
http://miami. uni-muenster. de/servlets/ DocumentServlet? id=4562&XSL.H_main=S_ GLOBAL&XSL.H _searchId=searchId
RSVP:
M. Supriadi 0813.1653.8753
021 - 8296127
 
madhayudis's . at 7:14 PM | Permalink 0 komentarmu
MAHASISWA MISKIN DILARANG WISUDA
Monday, November 17, 2008
“…pendidikan akan menindas dan dalam batas-batas tertentu justru menjadi tempat “onani sosial” para intelektual untuk mengukuhkan kemapanan mereka.”
-Nur Kholik Ridwan-
Diam-diam aku mengamini apa yang dikatakan Michael Foucoult, bahwasanya pengetahuan itu ya kekuasaan. Awalnya aku menginginkan pengetahuan-cinta, dan bukan pengetahuan-kekuasaan. Tetapi melihat dan juga mengalami sebagai bagian dari kelompok orang sekolahan, fakta membuktikan adanya relasi yang sangat jelas antara kekuasaan dan pengetahuan. Berikut ini adalah cerpen lisannya Mas Sam.

Pada siang hari (jelang sore kali yak!) kira-kira pukul 14.30, waktu yang biasa dipakai kelas dosen dan “mahasiswa profesional” untuk tidur, seorang pengajar bergelar Prof. Dr. Drs. DLLAJR datang ke kosku. “selamat siang Mas Sam!” “Selamat siang juga Prof.!” Aku terkejut saat tahu siapa yang datang. Sambil mengenakan baju kupersilahkan beliau masuk. Saat itu aku sedang mengetik proposal penelitian teman.

“ada apa ni Prof, Kok tumben menyempatkan sowan ketempat saya?”

“begini…,” dengan gaya bicaranya yang tegas dan ringkas nampaknya ia ingin segera menyampaikan maksudnya, “tadi saya baru selesai memimpin rapat tentang agenda wisuda bulan depan. Nah, kesimpulan penting yang ingin saya sampaikan pada Mas adalah bahwa mahasiswa miskin tidak diperkenankan mengikuti wisuda, kecuali dapat membayar semua biaya administrasi yang telah ditentukan.

Dengan tenang tanpa rasa terkejut dan tanpa ekspresi aku menjawab datar, “Oh ya, Prof, saya janji tidak akan ikut atau mencoba mendaftar wisuda sampai saya menjadi kaya. “ jawabku tanpa ekspresi blass. “ Tolong kalo ada wisuda lagi, SMS- saya Prof!”

----------------------

Teman-teman kosku terbahak-bahak saat kuceritakan cerpen ini. Dagelan yang tidak lucu, tapi itulah kenyataan yang dihadapi Mas Sam. Tesis sudah selesai dengan hasil yang baik dan layak diterbitkan menjadi buku agar kontribusi pemikirannya dibaca masyarakat. Semua orang sudah mengetahui kesungguhan dan kemampuan intelektualnya dalam menempuh pendidikan formal apalagi dikalangan aktivis “Omeks”. Sayang ada satu hal yang mengganjal, ia tidak punya uang untuk membayar SPP dan administrasi wisuda. Para seniorpun sangat sedikit yang peduli.

Betapa mewahnya sekolahan di negeri ini. Kalau jamannya Kartini hanya kaum ningrat saja yang bisa sekolah, sekarang hanya kaum berduit saja yang boleh menyewa dosen-dosen untuk menceramahi teori-teori. Itulah makanya banyak negara yang mempunyai alokasi anggaran untuk pendidikan yang cukup tinggi. Sebab pendidikan sudah seharusnya menjadi tanggungan negara. semoga anggaran 20 % yang akan di janjikan pemerintah tahun depan,b isa segera dikucurkan!!

Tanpa ijazah, sering seseorang tidak mendapat pengakuan di masyarakat dan juyga dunia kerja. Sementara banyak juga orang yang bergelar, tidak punya kapasistas intelektual yang layak. Tetapi ketika menjabat sebagai seorang dosen misalnya, ia bisa seenaknya saja mencabik-cabik skripsi Mahasiswa yang dibimbingnya tanpa disertai alasan yang rinci. Yang hari ini disalahkan besoknya di benarkan, dan esoknya disalahkan lagi. Beberapa teman dibikin frustasi dan hampir putus asa oleh dosen pembimbing yang “gila” model begini. Ya, “gila”, karena haus kekuasaan memonopoli kebenaran. Kekuasaan yang berpatokan pada kalimat The King can do no wrong.

Memang tidak adil menyalahkan begitu saja dosen jelek. Gaji yang sedikit , rumah hanya dinas dan bisa digusur sewaktu-waktu, gaya hidup kota yang semakin hedonis, pembimbing disertasinya yang juga bikin frustasi, bisa jadi untuk menumpahkan “kekejaman” struktural. Dan masih banyak lagi faktor yang unik. Bukankah setiap pribadi itu unik, tidak ada yang sama persis bahkan sepasang kembar identik-pun.

Ah, sudahlah Masa kuliah begituan sih masa lalu. Dan orang kampusan yang tahu teori dan mengajarkan yang ndakik-ndakik saja masih doyan dengan feodalisme dan apalagi borjuisme, disini lebih keras lagi kurasa tiupan angin kekuasaan itu. Yang jelas sekali kekuasaan uang. Kalau tidak pandai-pandai memaknai kenyataan-kenyataan, mau belajar menjadi manusia yang meditatif. Sepertinya benar apa yang dikatakan “Iwan Fals” bahwa kenyataan itu pahit. Karena bukan saja mahasiswa miskin saja yang yang dilarang wisuda, tapi kenyataan seakan mau bicara, orang miskin dilarang bicara dan bahagia, Tragis!

Tulisan ini kuangkat atas saran Mas Sam sebagi pelaku sejarah atas kisah nyata. Kepadanya kuucapkan terima kasih karena aku telah belajar sesuatu tanpa harus nggetih


Postingan ini didedikasikan untuk nawak-nawak ayas (Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya n Universitas Njember) yang akhir-akhir bulan ini di tahun ini juga akan menjalani ritual wisuda. Selamat, semoga ilmu yang diperoleh menjadi berkah, Amin!.
 
madhayudis's . at 11:56 AM | Permalink 0 komentarmu
RENUNGAN INDAH
Friday, November 07, 2008
RENUNGAN INDAH
W.S. Rendra

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku

Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua
"derita" adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja".....
 
madhayudis's . at 11:16 AM | Permalink 0 komentarmu