Sepenggal Cerita lalu
Thursday, April 19, 2007
SEPENGGAL CERITA LALU
Sebuah buku berisi gado-gado dan sepotong pizza karya Afrizal Malna, beterbangan dalam imajiku. Sesuap demi sesuap kubaca dan berlalu menjadi kentut yang tak kumengerti. Ini memang perjudian kata-kata, jawabmu. Dan aku merasa tak perlu mempertanyakan lagi karena mencari pengetahuan kadang menjadi awal kesombongan dan lupa diri.
Ketika aku mendatangi pembimbing Skripsi. Kutunjukkan ribuan kata yang perlu diperdebatkan di meja keramat. Setelah goresan yang kupesan jadi. Kusimpan di secarik kertas sakti. Babak lama akan segera usai.
Dengan menyandarkan punggung pada bangku Angkutan Kota (Angkot) aku sampai pada bayangan motorku yang mengantuk kelelahan. Seonggok besi rongsok yang haus cairan bening yang menggerogoti kantongku. Dan saat ini aku tahu betapa lembaran-lembaran kesepakatan harus disepakati dan kutukar dengan memeras otak dan keringat.
Kuyakin seyakin-yakinya. Hari esok akan baik-baik saja. Dan aku tinggal melukis kebodohanku dengan bingkai kebijaksanaan dari negeri sufi. Kukatakan pada dunia “kegagalan itu tidak ada”, demikian kata Anthony Robbins.
Sebuah buku berisi gado-gado dan sepotong pizza karya Afrizal Malna, beterbangan dalam imajiku. Sesuap demi sesuap kubaca dan berlalu menjadi kentut yang tak kumengerti. Ini memang perjudian kata-kata, jawabmu. Dan aku merasa tak perlu mempertanyakan lagi karena mencari pengetahuan kadang menjadi awal kesombongan dan lupa diri.
Ketika aku mendatangi pembimbing Skripsi. Kutunjukkan ribuan kata yang perlu diperdebatkan di meja keramat. Setelah goresan yang kupesan jadi. Kusimpan di secarik kertas sakti. Babak lama akan segera usai.
Dengan menyandarkan punggung pada bangku Angkutan Kota (Angkot) aku sampai pada bayangan motorku yang mengantuk kelelahan. Seonggok besi rongsok yang haus cairan bening yang menggerogoti kantongku. Dan saat ini aku tahu betapa lembaran-lembaran kesepakatan harus disepakati dan kutukar dengan memeras otak dan keringat.
Kuyakin seyakin-yakinya. Hari esok akan baik-baik saja. Dan aku tinggal melukis kebodohanku dengan bingkai kebijaksanaan dari negeri sufi. Kukatakan pada dunia “kegagalan itu tidak ada”, demikian kata Anthony Robbins.
kunjungi web kami yah