Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
WAJIB NONTON LASKAR PELANGI
Tuesday, September 30, 2008
Cerita terjadi di Desa Gantong, Kabupaten Gantong, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!

Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!

Dedikasi sang pendidik
Dari keseluruhan cerita laskar pelangi baik novel maupun Filmnya, yang paling menarik dan berkesan bagi saya, mungkin juga semua yg kagum dengan Karya indah ini adalah tentang pengabdian tanpa pamrih seorang Guru. Bagaimana pengabdian Bu Muslimah dan Pak Harfan yg menunjukkan tipikal guru sejati.Dalam kondisi yang serba tak ada bukan berarti tidak berbuat.justru kondisi demikian jadi pemicu semangat beliau,untuk melahirkan pelajar-pelajar yang hebat, yang di kemudian hari lahirlah "Sang Pemimpi" Andrea Hirata sendiri.

Dedikasi Guru SD Muhammadiyah Gantung, Mengingatkan saya tentang Prof. Malik Fajar. mantan Mendiknas era Presiden Habibie dan Megawati yang juga mantan rektor UMM yang akronim dari Universitas Muhammadiyah Malang. Beliau dengan susah payah membangun kampus yang sebelum tahun 1990an hanya kampus kelas bawah,tenggelam oleh nama besar 4(empat) PTN/PTS di Kota Malang. UMM-pun diplesetkan menjadi "Universitas Murah Meriah", gara-garanya banyak mahasiswa yang nunggak SPP dan pihak kampus membiarkan karena bagi mereka keberlangsungan kuliah mahasiswa adalah segalanya.

Dari sinilah Prof. Malik Fajar Dkk mulai berpikir untuk membesarkan kampus ini. sebagai modal awal tanpa ngerecoki kantong mahasiswanya beliau menggadaikan mobil dan rumah pribadinya untuk membangun kampus terpadu seluas 35hektar, dengan harga tanah waktu itu permeter Rp 250, dengan kondisi tanah di pinggiran DAS anak sungai brantas yang menurut Ibu kos saya,dulu tempat orang buang orok bayi. Ditangan Prof. Malik Fajar kini berdiri kampus yang megah. Menurut pengamatan saya setiap tahun selalu ada inovasi baru, bahkan tahun ini dinobatkan Dirjen Dikti menjadi kampus terunggul dan masuk sepuluh besar PTS terbaik versi majalah Globe Asia di tahun yang sama sempat memenangkan hibah dana penelitian DIKTI terbesar PTN/ PTS seluruh Indonesia.

Bu Muslimah, Pak Harlan juga Prof Malik Fajar Dkk, yang kebetulan sama-sama bernaung di Perguruan Muhammadiyah. Dalam menjalankan tugasnya tentu beliau-beliau tak pernah lupa petuah pendiri Muhammadiyah. KH Ahmad Dahlan, beliau berpesan "Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dari Muhammadiyah". cerita semangat dan dedikasi pendidik diatas semoga bisa menjadi bahan renungan bagi Bapak/Ibu guru kita saat ini untuk meluruskan niat kembali yang telah dirantai oleh godaan materi berupa status PNS, jabatan, gaji tinggi dan seterusnya dan sejenisnya.
 
madhayudis's . at 12:08 AM | Permalink


0 Komentar: