Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
BEBAN HIDUP dan HUKUM NEWTON
Thursday, September 25, 2008
BERAT, itulah kata yang bisa mewakili tantangan hidup kekinian. Orang miskin dihadang penyakit di sana-sini. Orang kaya alisnya dibikin berkerut oleh berbagai masalah. Sebagian malah sudah dipenjara, sebagian lagi menunggu giliran untuk beristirahat di tempat yang sama. Manusia biasa menggendong berbagai beban ke sana ke mari (dari mencari nafkah, menyekolahkan anak sampai dengan mempersiapkan hari tua), pejabat maupun pengusaha juga serupa: senantiasa ditemani masalah kemanapun ia pergi. Di desa banyak orang mengeluh, luas tanah tetap namun jumlah manusia senantiasa tambah banyak. Sehingga setiap tahun memunculkan tantangan penciptaan lapangan kerja. Bila tidak terselesaikan ia bisa lari kemana-mana. Dari kejahatan sampai dengan kekerasan.

Digabung menjadi satu, jadilah kehidupan berwajah serba berat di sana-sini. Tidak saja di negara berkembang, di negara maju sekali pun tantangannya serupa. Kemajuan ekonomi Jepang yang demikian fantastis tidak bisa mengerem angka bunuh diri. Kemajuan peradaban Amerika tidak membuat negara ini berhenti menjadi konsumen obat tidur per kapita paling tinggi di dunia. Jangankan berbicara negeri Afrika seperti Botswana. Rata-rata harapan hidup hanya 30-an tahun. Orang dewasa di sana lebih dari 80 persen positif terjangkit HIV. Sehingga
menimbulkan pertanyaan, «Demikian beratkah beban manusia untuk hidup?».

Ada sahabat yang menghubungkan beratnya hidup manusia dengan hukum gravitasinya Newton yang berpengaruh itu. Sudah menjadi pengetahuan publik, kalau Newton menemukan hukum ini ketika duduk di bawah pohon apel, dan tiba-tiba buahnya jatuh. Sehingga Newton muda berspekulasi ketika itu, ada serangkaian hukum berat (baca: gravitasi) yang membuat semua benda jatuh ke bawah.

Sahabat ini bertanya lebih dalam, «Kalau gravitasi yang menarik apel jatuh ke bawah, lantas hukum apa yang membawanya naik ke puncak pohon apel?» Dengan jernih ia menyebut «The law of levitation» (hukum penguapan). Kalau gravitasi menarik apel ke bawah, penguapan menariknya ke arah atas.

Dalam bahasa yang lugas sekaligus cerdas, sahabat ini mengaitkan kedua hukum fisika ini ke dalam dua hukum kehidupan: «Hate is under the law of gravity, love is under the law of levitation.»

Kebencian berkait erat dengan gravitasi karena mudah sekali membuat manusia hidup serba berat dan ditarik ke bawah. Cinta berkaitan dengan gerakan-gerakan ke atas. Karena hanya cinta yang membuat manusia ringan dan terbang ke atas. Sungguh sebuah bahan renungan
kehidupan yang cerdas dan bernas.

Kembali ke soal hidup manusia yang serba berat, tidak ada manusia yang bebas sepenuhnya dari masalah. Bahkan ada yang menyederhanakan kehidupan dengan sebuah kata: penderitaan! Hanya saja kebencian berlebihan yang membuat semua ini menjadi semakin berat dan semakin
berat lagi. Ada yang benci pada diri sendiri, ada yang membenci orang tua, suami, istri, teman, tetangga, atasan kerja, sampai dengan ada yang membenci Tuhan. Na'udzubillahi min dzalik

Perhatikan wajah-wajah manusia kekinian yang miskin senyum, yang mudah tersinggung, yang senantiasa minta diperhatikan, penerimaan bulanan yang serba kurang, dan masih bisa ditambah lagi dengan yang lain. Semuanya berakar pada yang satu: kebencian! Sehingga mudah dimengerti kalau perjalanan hidup seperti buah apel, semakin tua semakin berat dan semakin ditarik ke bawah.

Kebencian membuat beban hidup semakin berat, Cinta dan kasih sayang membuat beban hidup semakin ringan. Pilihan ada di tangan Anda, untuk memilih jalan hidup dan kehidupan ini.

Sumber : Milis motivasi dengan beberapa perubahan
 
madhayudis's . at 8:49 AM | Permalink


0 Komentar: