Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
Arek Suroboyo: Sekali Bonek tetap Bonek?
Sunday, November 12, 2006

Setiap tanggal 10 Nopember, kita secara formal selalu diingatkan dengan peristiwa yang sangat heroik di surabaya, bermula pada 15 September sekutu yang diwakili oleh Inggris mendarat di Jakarta dan 25 Oktober di Surabaya dengan 6.000 serdadu dari Divisi ke-23 dengan pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Namun pendaratan sekutu ini didomplengi kepentingan Belanda secara rahasia melalui NICA untuk kembali menguasai Indonesia meskipun sudah memerdekakan dirinya. Rakyat Surabaya marah mendengar konspirasi tersebut, dengan di pimpin oleh Bung Tomo dengan pidatonya yang berapi-api, membakar semangat Arek-arek Surabaya yang pada waktu itu baru saja merdeka, dengan keadaan apa adanya hanya berbekal bambu runcing ( bandingkan dengan sekutu bersama puluhan Thank, Pesawat Tempur, Kapal Perang, serta ribuan senjata tangan, sungguh musykil ) dan semboyan "Merdeka Atoe Mati" melakukan perlawanan terhadap Inggris dan NICA yang memuncak ketika pimpinan sekutu wilayah Jawa Timur Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh 30 Oktober di Surabaya.

Perlawanan Arek Suraboyo Pada 10 Nopember 1945, dengan hanya berbekal semangat dan senjata apa adanya itu, seolah merupakan sebuah karakter yang melekat bagi Arek Surabaya sampai kini. Dalam urusan Sepak bola misalnya; suporter Fanatik Persebaya Surabaya semakin meyakinkan melekatnya karakter tersebut, kemanapun Tim kesayanganya Bertanding maupun bertandang selalu diikuti walau "ga duwi bondo" alias "Bondo Nekat" atau Bonek (bonek salah jalan). Lalu bagaimana dengan urusan lain, di bidang ekonomi ternyata Arek surabaya masih lemah, pada tahun 2001 (belum dapat update-nya), angka pengangguran dan pencari kerja yang tercatat (yang belum tercatat mungkin empat kalipatnya) di Badan Pusat Statistik Kota Surabaya menunjukkan, jumlah pencari kerja di Surabaya mencapai 134.392 orang, terdiri dari 71.592 orang laki-laki dan 62.800 orang perempuan. Jumlah ini meningkat 46,75 persen jika dibandingkan (peningkatan yang tidak signifikan) dengan angka pengangguran tahun 2000 sebesar 91.581 orang.Hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) Kota Surabaya dalam kurun waktu dua tahun (2003-2005) angka kemiskinan di kota ini meningkat cukup signifikan, yakni 14,85 persen.Pada tahun 2003, Jumlah kepala keluarga (KK) *miskin* 90.084. Sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 103.462 kepala keluarga. Ini artinya, selama dua tahun telah terjadi peningkatan KK miskin sebesar 14,85 persen. Begitu juga dengan angka jiwa miskin. Pada tahun 2003 jumlah jiwa miskin sekitar 323.789 orang. Kini, pada tahun 2005 meningkat sebesar 13,81 persen menjadi 2.367.849 jiwa (Jawa Pos 31/8/05). akibat Pengangguran dan kemiskinan tersebut angka tingkat putus sekolah otomatis sangat juga besar ( data belum dapat) juga sektor lain yang mengikutinya.kondisi diatas harusnya bukan halangan bagi arek-Arek Suroboyo untuk tetap hidup dan berkarya dengan semangat Bonek "bondo nekat", bersekolah tetaplah sekolah, yang bisnis tetaplah bisnis, yang berkesenian tetaplah berkesenian, tanpa berpangku tangan, tanda tunggu uluran tangan Pemerintah (yang tidak mau peduli), tanpa takut dengan tekanan siapapun dan majulah Kota Surabaya, dengan membawa karakter Bonek yang positif, Sekali bonek tetap bonek! Merdeka Rek

 
madhayudis's . at 11:14 AM | Permalink


0 Komentar: