Peringatan (boleh diabaikan) !...Menelusuri Weblog ini dapat menyebabkan cerdas, bijaksana, serangan kantuk, serta ganguan terhadap stagnasi pikiran!.......Menulislah engkau, selama engkau tidak menulis engkau akan hilang dari masyarakat dan pusaran sejarah (Pak De Pram "Pramoedya Ananta Toer").
'Man Jadda Wajad!'
Saturday, October 14, 2006
Kalimat di atas adalah pepatah Arab yg terkenal, artinya: "Siapa bersungguh-sungguh dia mendapat!" Dan teks itu berada dlm buku AAC. Masih byk teks berbahasa arab lainnya dlm buku ini. Kenapa bahasa arab? Wajar krn AAC mengusung tokoh utama seorang pelajar asal Indonesia dgn segala kegiatannya yg sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Selain bhs arab, ada juga percakapan ringan dlm bhs jerman. Secara tidak langsung bisa menambah wawasan para pembacanya.

Pada halaman2 awal cerita di buku yg sudah masuk cetakan VII ini, saya merasa sedang membaca sebuah diary si tokoh utama. Mengikuti kegiatannya. Kata-kata yg digunakan ringan dan mengalir. Penggambaran situasi dan latar belakang para tokoh juga tidak berlebihan tapi cukup jelas. Hingga saya berfikir, ini kisah nyata. Bukan fiksi. Dan saya sangat menikmati ceritanya hingga ingin membacanya hingga tuntas.

Sampai sepertiga bagian cerita, baru saya merasa bahwa cerita ini fiksi. Karena begitu indahnya situasi kekeluargaan, persaudaraan antar tokoh2nya. Juga cinta sesama manusia. Tulus. Hidup yg sempurna. Kebahagiaan yg berlimpah. Sebuah gambaran yg rasanya sulit di dapat dlm kehidupan skr ini, dimana hubungan byk dijalin krn perlu sama perlu. Kalau ada butuhnya saja. Ah, mungkin saya terlalu berprasangka.

Saya sering berfikir satu hal. Ngeri kalau mendapat byk kebahagiaan, krn biasanya akan datang ujian dari Allah. Dalam AAC apa yg saya fikirkan itu digambarkan dgn jelas. Kembali saya merasa, AAC bukan cerita fiksi. Ini realitas. Sebuah perenungan bahwa sehebat apapun seorang manusia, tetap membutuhkan manusia lain seperti keluarga, teman, kerabat bahkan yg belum dikenal sekalipun. Dan yg paling mendasar, seberapa teguh keimanan dan keyakinan manusia pada sang Khalik untuk tetap percaya, berada dijalan-Nya untuk menolong dirinya.

Saya tidak menyesal membaca novel AAC ini. Banyak hikmah dan bahan perenungan, agar saya menjadi pribadi yg lebih baik lagi. Terima kasih kepada penulisnya, Habiburrahman El Shirazy. 'Man Jadda Wajad!'




 
madhayudis's . at 1:40 PM | Permalink


2 Komentar:


At 3:25 PM, Anonymous Anonymous

Assalamualaikum.
Hi, i've just finished reading this novel of Ayat-ayat Cinta during Aidilfitri yang baru ini. But it's a translated version from Bahasa Indonesia to Bahasa Malaysia. The book cover is slightly different.. though i'm sure the satisfaction from reading the novel is the same :) It's a super-great novel..don't u agree?

 

At 9:24 AM, Blogger Asmaul_Azizah

Assalamualaikum
Ak dah baca nich novel Dha, emang karyanya Habiburrahman bagus" ya... cerpen"nya pun islami